Halo readers! Tak
terasa sudah beberapa hari saya tidak meng-update artikel di blog ini.
Mungkin karena sudah memasuki waktu perkuliahan sehingga waktu yang
tadinya luang karena libur jadi dipergunakan untuk mengerjakan tugas dan
tentunya untuk belajar.
Hmm… sudahkah Anda
membaca judul diatas? Saya yakin pasti kalian bertanya-tanya apa maksud
dan tujuan saya membuat artikel dengan judul seperti diatas. Oke, untuk
sekarang ini saya tidak sedang akan membahas tentang materi perkuliahan
tetapi saya hanya ingin mengeluarkan uneg-uneg saya serta pendapat saya
mengenai perkembangan teknologi yang supeeeer cepat khususnya untuk Perkembangan Perangkat Elektronik.
Langsung saja.
Pernahkan Anda melihat perangkat-perangkat yang bergerak ataupun secara
otomatis? Atau alat yang bisa bekerja hanya dengan perintah suara
ataupun perintah lainnya seperti tepukan tangan? Atau mungkin alat
transportasi yang bisa bergerak walaupun kita hanya diam diatasnya?
Mungkin beberapa pernah membayangkan hal-hal tersebut dan bahkan
alat-alat tersebut SUDAH ADA di dunia ini. Namun saya
tidak akan membahas teknologi-teknologi dari alat-alat itu, melainkan
alasan yang mendasari terciptanya alat-alat tersebut.
Oke, dari Opini
saya sendiri, perkembangan teknologi perangkat elektronik semakin hari
menunjukan “kemudahan” pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Namun
menurut pandangan saya, perkembangan perangkat elektronik tersebut
hanyalah wujud kreatifitas ilmuwan untuk memfasilitasi “kemalasan” manusia dengan kedok untuk “kemudahan” pekerjaan manusia.
Mengapa saya katakan
demikian? Saya kasih salah satu contoh. Saat bepergian jauh, kita akan
membawa banyak barang bawaan, terutama sandang (baju) untuk dan
baju-baju tersebut umumnya dimasukkan di dalam tas. Karena kita malas
untuk menggendongnya, terciptalah tas yang bisa ditarik / didorong, dan
yang terbaru adalah tas yang dapat bergerak dan mengikuti langkah kita
tanpa perlu kita tarik / dorong. Contoh yang lain adalah saat menyalakan
tombol lampu. Dulu orang menyalakan lampu dengan menekan sakelar, namun
karena orang malas untuk bergerak dan menekan sakelar sekarang banyak
lampu-lampu yang bisa dinyalakan hanya dengan perintah suara maupun
perintah lain seperti tepukan tangan dan sebagainya. Mau contoh lagi?
Baik, saya kasih satu contoh lagi. Sekarang juga banyak inovasi alat
transportasi yang kecepatannya tidak jauh berbeda dengan kecepatan
berjalan kaki dan juga muatannya hanya untuk 1 orang saja. Kenapa sampai
alat itu diciptakan? Menurut saya pribadi adalah karena manusia merasa “Malas” untuk berjalan kaki.
Saya jadi teringat
salah satu film kartun yang pernah tayang di stasiun tv swasta. Ya
mungkin beberapa dari kalian sudah tau tentang film ini. Film ini adalah
Doraemon : Nobita dan Labirin Kaleng. Saya hanya sedikit mengulas film anak-anak yang satu ini. Dalam film ini para manusia membuat berbagai inovasi untuk “mempermudah”
pekerjaan manusia dan akhirnya pemikiran meraka (ilmuan) untuk
berinovasi sudah mentok yang membuat mereka akhirnya memutuskan untuk
menciptakan robot penemu / robot ilmuwan dengan otak buatan super
canggih dan bisa membuat dan/atau menemukan hal baru. Dan akhirnya
manusia pun diperbudak oleh robot yang diciptakan oleh mereka sendiri.
Untuk itu, bolehlah
kita berinovasi untuk menciptakan sesuatu yang mempermudah pekerjaan
kita, terutama untuk alasan efisiensi, estimasi waktu dan biaya. Namun
penggunaan alat-alat tersebut tentunya harus dilakukan dengan bijak.
Kita semestinya jangan sampai dikalahkan dengan kemalasan, masa iya
untuk berjalan kaki yang menyehatkan saja kita malas? Padahal jalan kaki
adalah olahraga yang paling gampang dan tidak memakan biaya. Untuk
membuat alatnya saja tidak malas, masa penggunaan alatnya karena
kemalasan?
Mungkin ini saja yang bisa saya
sampaikan, jika ada yang kurang sependapat dengan saya silahkan anda
berkomentar di artikel ini. Mari kita berdiskusi bersama. Terimakasih sudah mau berkunjung di blog ini dan membaca artikel ini.
Sumber : http://emagz.blog.uns.ac.id/lain-lain/dibalik-pesatnya-perkembangan-teknologi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar